SUARA INDONESIA BONDOWOSO

Dikawal Kemenkop-UKM, Pemkab Bondowoso Kerjasama Sektor Usaha Mikro dengan PT Sido Muncul

Bahrullah - 17 May 2023 | 16:05 - Dibaca 2.29k kali
Pemerintahan Dikawal Kemenkop-UKM, Pemkab Bondowoso Kerjasama Sektor Usaha Mikro dengan PT Sido Muncul
Kemenkop-UKM melakukan peluncuran penguatan rantai pasok usaha mikro komunitas bahan baku jamu bersama Pemkab Bondowoso

BONDOWOSO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso melakukan kerjasama di sektor usaha mikro dengan memfasilitasi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di bidang jamu tradisional yang tergabung dalam koperasi produsen Agro Farm dengan pelaku industri, yaitu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (PT. Sido Muncul).

Kerjasama Pemkab Bondowoso dan PT Sido Muncul ini dikawal langsung oleh Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) melalui peluncuran penguatan rantai pasok usaha mikro komunitas bahan baku jamu.

Kemenkop-UKM jug memfasilitasi pelaku UKM untuk bekerja sama dengan PT Sido Muncul agar skala bisnis dapat meningkatkan pendapat para pelaku usaha meningkat dan bisa menjadi bagian rantai pasok sektor industri.

Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan oleh Wakil Bupati Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat, dan pemecahan kendi sebagai tanda pengiriman armada bahan baku jamu dari koperasi Agro Farm, kepada Sido Muncul di depan monumen Gerbong Maut.


Melalui kerja sama ini, salah satu wujud nyatanya, Koperasi Produsen Agro Farm Bondowoso akan menjadi salah satu supplier utama bahan baku jamu bagi PT Sido Muncul.

Dalam sambutanya, Wakil Bupati Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat, mengapresiasi inisiatif dari Kemenkop-UKM dalam mendorong produktivitas pelaku usaha mikro di wilayahnya melalui program kemitraan dan rantai pasok tersebut.

Dia berharap, lewat program ini menjadi stimulus bagi kebangkitan sektor usaha mikro dan kecil di Kabupaten Bondowoso yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.

"Kami harap program ini bisa mendorong peningkatan produksi, mutu, dan daya saing produk usaha mikro di wilayah Bondowoso," ujarnya.

Irwan berharap dengan kerjamas itu kesejahteraan bagi pelaku usaha di wilaya meningkat. Dengan begitu, pada akhirnya bisa berkontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

“Semoga Perjanjian Kerjasama ini dapat memberikan manfaat bagi petani dan koperasi di Bondowoso, sekaligus menjaga standarisasi kualitas produk, meningkatkan produktivitas maupun optimalisasi penguasaan teknologi dan inovasi produk,” katanya.

Dia memaparkan, di Bondowoso sangat potensi empon-empon. Bahkan, nanti bukan hanya lempuyang, kunyit dan jahe juga sangat berpotensi.

"Kami berharap, kalau Sido Muncul menambah pasokan bahan baku jamunya, tentu akan berimbas pada kenaikan pendapatan petani per kapitanya,” imbuhnya.  

Kata Irwan, Pemerintah saat ini menyadari jika masih banyak tantangan yang dihadapi pelaku usaha mikro, terutama akses bahan baku yang berkualitas dan terjamin. 

Oleh karena itu, Irwan Bachtiar berterima kasih perhatian dari Kementerian Koperasi dan UKM yang memberikan program penguatan rantai pasok usaha mikro komoditas bahan baku jamu ini.

“Terimakasih. Karena melalui program ini, diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi peningkatan pelaku UKM di Bondowoso. Kami juga berharap program ini dapat mendorong peningkatan produksi, mutu dan daya saing bahan baku jamu, sehingga memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan ekonomi lokal,” harapnya.

Sementara itu, Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, mengaku senang dengan kerja sama yang dijalin antara perusahaannya dengan pelaku usaha mikro, khususnya para petani bahan baku jamu di Bondowoso.

Dia mengatakan, semakin banyak kerjasama yang dijalin dengan pelaku usaha lain sehingga mimpinya untuk mengembalikan masa kejayaan Indonesia sebagai negara yang kaya akan rempah-rempah bisa terwujud.

"Saya beruntung bisa bekerja sama dengan koperasi Agro Farm ini. Semoga kerjasama kita yang dibantu oleh Kemenkop-UKM bisa menjadi lebih luas lagi. Saya harap usaha ini berkembang makin besar," tuturnya.

Ketua Koperasi Produsen Agro Farm Bondowoso, Fuad Syarifi, menegaskan, siap membudidayakan secara masif produk lempuyang sebagai bahan baku obat, bersama dengan anggota koperasinya. 

Dengan adanya offtaker yang pasti dari PT Sido Muncul, Fuad tidak ragu untuk menambah kapasitas produksi bahan baku jamu seperti lempuyang ataupun kunyit.

"Kita mendapat informasi bahwa PT Sido Muncul ini membutuhkan sekitar 160 macam tanaman obat biofarmaka, jadi ke depan akan kita kembangkan selain lempuyang seperti kunyit. Apalagi di Bondowoso produk kunyit ini paling potensial karena ada sekitar 1.500 ha tanaman kunyit," ucap Fuad.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Dr. Yulius menambahkan, kunjungan ke Bondowoso dalam rangka meresmikan rantai pasok pengusaha kecil dan pengusaha besar.

"Pengusaha kecil diwakili petani-petani dan pengusaha besarnya diwakili dari PT Sido Muncul," katanya pada media, Rabu (17/5/2023).

Lebih lanjut Yulius mengatakan, dari hasil produksi usaha kecil di bidang pertanian Bondowoso bisa dijual langsung ke PT Sido Muncul dan bisa dijual ke Koperasi Agrofarm.

Dia menerangkan, di era pemerintahan Presiden Jokowi, Khususnya terkait kebijakan di internal Kemenkop UKM, terdapat 2 kebijakan penting untuk mendorong usaha kecil dan menengah. 

Pertama, pemerintah mendorong produk-produk dalam negeri utamanya pertanian agar laku di dunia internasional.

"Kita mendorong produk-produk yang dihasilkan pertanian di setiap daerah itu laku di dunia internasional, baik pangan maupun bahan baku jamu," ujarnya 

Kedua, mendorong koperasi agar menjadi Off taker atau penjamin komoditas dari hasil barang-barang pertanian yang dihasilkan.

"Selama ini petani menjual produknya pada pihak tengkulak yang harganya bukan petani yang menentukan. Jika dijual pada koperasi maka petani yang menentukan, sehingga mereka diuntungkan, karena anggotanya mereka sendiri. Jadi tidak merugikan pada para petani di daerah," ujarnya.

Selain itu, program dari Kemenkop UKM itu memperkenalkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 6 persen melalui lembaga penyalur salah satunya Bank BRI.

Dia pun berharap, pemerintah daerah agar mendorong UKM yang ada bekerja sama soal modal peningkatan usaha menggunakan KUR.

Bahkan, pemerintah daerah diharapkan mendorong dan memfasilitasi agar rantai pasok antara perusahan besar dengan usaha kecil dapat bekerja sama saling menguntungkan.

"Fokusnya yang dimaksud kerjasama penjualan berupa barang-barang pertanian, dalam hal ini bahan baku jamu. Namun yang lain juga bisa dikawal terkait dengan komoditas unggulan yang ada di Bondowoso," ujarnya.

Sesuai arahan dari Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, program kemitraan strategis dan penguatan rantai pasok ini perlu untuk terus digenjot agar pelaku UMKM bisa tumbuh bersama dan lebih sejahtera. Menurut Menkop, pelaku UMKM tidak bisa lagi berusaha sendiri-sendiri apabila ingin meningkatkan kapasitas bisnisnya.

Yulius menambahkan, pelaku usaha akan memperoleh berbagai manfaat yang besar apabila bisa masuk dalam rantai pasok industri seperti peningkatan produktivitas dan peningkatan daya saing usaha. Kemudian, pelaku usaha akan mendapat kepastian pasar dengan harga jual yang stabil karena adanya offtaker.

"Setelah para pelaku UMK dihubungkan ke rantai pasok atau offtaker seperti PT Sido Muncul, dari sisi permodalan mereka akan makin mudah mendapatkan akses modal seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat)," tutupnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Bahrullah
Editor : Lutfi Hidayat

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya