SUARA INDONESIA BONDOWOSO

Longsor di Kampung Teplek, Pj Sekda Bondowoso ngaku Belum Terima Laporan

Bahrullah - 06 January 2021 | 15:01 - Dibaca 313 kali
Pemerintahan Longsor di Kampung Teplek, Pj Sekda Bondowoso ngaku Belum Terima Laporan
Soekaryo, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso

BONDOWOSO- Soekaryo, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso mengnaaku belum terima laporan sama sekali terkait kejadian longsor di kampung teplek, Kelurahan Dabasah, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Hal itu sebagaimana disampaikan Pj Sekda Soekaryo saat dikonfirmasi oleh media, Rabu (6/1/2021).

Lebih lanjut, Sekda Soekaryo mengatakan, terkait kejadian tersebut masih akan ditanyakan ke Dinas PUPR Bondowoso.

"Kami masih mau menanyakan ke PUPR terkait kronologi kejadian itu, yang katanya kejadianya sejak hari senin," ujarnya.

Untuk mengambil langkah, Pj Sekda Soekaryo masih membutuhkan bukti, baik berupa gambar dan kronologi kejadian.


Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, bahwa Bantaran Sungai di Kampung Teplek, Kelurahan Dabasah, setelah tanah tergerus air yang berakibat akibat longsor.

Longsor di bantaran sungai Kampung Teplek Kelurahan Dabasah Kecamatan / Kabupaten Bondowoso yang terjadi pada Senin (4/1/2021) malam.

Kejadian tersebut mengancam nyawa warga yang tinggal persis di bibir sungai.

Pantauan di lokasi, tampak bagian belakang bangunan milik warga menggelantung dan salah satu tiang penyangganya juga terbawa longsor.

Lurah Dabasah, Supriyanto membenarkan jika terjadi longsor. Tepatnya di RT 29 RW 07. Saat kejadian tidak terjadi hujan deras.

"Iya terjadi longsor tadi malam," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (5/1/2021).

Menurutnya, pada tahun 2018 lalu juga terjadi longsor di lokasi tersebut. Sementara ada tiga rumah warga yang terdampak.

"Di lokasi yang kerobohan pohon kemarin itu. Dulu yang terdampak juga tiga rumah itu. Sekarang sudah terjadi lagi kedua kalinya. Tidak ada korban jiwa," jelasnya.

Saat ini pihak kelurahan masih melakukan pendataan dan melaporkan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Dinas Sosial setempat.

 "Untuk longsor ini kita pikirkan lagi. Soalnya tahun 2018 pernah terjadi juga," terangnya Supri saat dikonfirmasi.

Saat longsor pertama kata dia, memang ada rekomendasi dari Polres dan Kodim agar tidak ditempati atau direlokasi.

"Kita juga berpikir masih. Kalau direlokasi mau menempati nang ndi (dimana?). Mudah-mudahan ada solusi, karena kalau sungai ini ranah provinsi. Ini yang agak repot," paparnya.

Sebelumnya ia sudah membuat penahan menggunakan ban bekas mobil. Namun karena kedalam dana akhirnya pembangunan macet.

"Karena memang tidak sampai ke atas, tetap saja longsor," terangnya.

Namun demikian, pihaknya akan bersurat ke Dinas Pengairan setempat. Diharapkan ada solusi. Misalnya plengsengan. "Harapan saya ke sana," imbuhnya. Ia juga menjelaskan, bahwa di lokasi itu memang rawan longsor, sebab dulu menjadi tempat pembuangan sampah. Sehingga tanahnya gembur.

"Dari tiga rumah, dulu sebelah barat parah akibat longsor kemudian dibetulkan. Sekarang bolong lagi. Sementara dari tiga rumah itu sekitar ada 10 orang," terangnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Bahrullah
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya