SUARA INDONESIA BONDOWOSO

Kanit PPA Polres Bondowoso Sering Diundang Ngisi Pengajian, Ternyata Ini Nasab Keilmuannya

Bahrullah - 03 September 2023 | 18:09 - Dibaca 2.77k kali
TNI/Polri Kanit PPA Polres Bondowoso Sering Diundang Ngisi Pengajian, Ternyata Ini Nasab Keilmuannya
Bripka Mustaqim Romli, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Satreskrim Polres Bondowoso saat memberikan tausiyah di salah satu majelis pengajian (Foto: Dokumentasi Mustaqim Romli)

BONDOWOSO, Suaraindonesia.co.id- Pada umumnya kehidupan anggota polri di mata publik kerap kali dianggap hanya sebagai penegak hukum.

Namun berbeda dengan Bripka Mustaqim Romli, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Satreskrim Polres Bondowoso.

Anggota Polres Bondowoso ini dapat dikategorikan unik. Selain sebagai penyidik yang sering menangani kasus kejahatan yang menimpa terhadap perempuan dan anak.

Ustadz Bripka Mustaqim Romli sapaan akrabnya juga sering diundang dan mengisi pengajian di tengah-tengah masyarakat.

Usut punya usut, ternyata sanad keilmuan Bripka Mustaqim Romli dari Pondok Pesantren (Ponpes) Tambak Beras Jombang. Ia pernah nyantri dan berguru ke Kiai Jamaluddin (almarhum) cucunya KH Wahab Hasbullah.

Tak hanya cukup sampai di situ saja. Bripka Mustaqim Romli bukanlah pendakwah dadakan tanpa nasab keilmuan yang jelas.

Selain itu, Bapak dari Bripka Mustaqim Romli merupakan ulama di wilayahnya, yakni Ustadz Ahmad Thaif.

"Beliau takzim kepada KH Hamid Pasuruan dan Kiai As'ad Situbondo," ujarnya pada suaraindonesia.co.id, Minggu Sore (3/09/2023).

Mustaqim Romli pengetahuan agamanya banyak dibentuk dari lingkungan keluarganya, yang asalnya Pamekasan. Bapaknya dan ibunya sama pernah menjadi santri.

Bapaknya pernah nyantri ke Kiai Mas Sibaweh Probolinggo dan takzim pada KH Hamid Pasuruan.

Sementara ibunya pernah nyantri ke KH Ahmadin yang sanad keilmuan nyambung ke KHR As'ad Syamsul Arifin Situbondo pendiri Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Banyuputih.

Ustadz Ahmad Thaif pernah berpesan kepada anaknya itu agar senantiasa mendakwahkan Islam dimanapun ia bekerja.

"Pesan bapak saya, sampaikanlah kebaikan walaupun hanya 1 ayat kepada siapapun yang membutuhkan. Jadi, dakwah itu merupakan kewajiban apapun profesinya," paparnya.

Terkait urusan dakwah islamiyah, Bripka Mustaqim Romli Mengawali sejak sejak tahun 2009 lalu dengan memimpin acara sholawatan di lingkungan warga.

"Lalu terus dipercaya sebagai penceramah di beberapa acara keagamaan, terutama usai menikah di tahun 2017 lalu sampai sekarang," ulasnya.

Dari 23 kecamatan di Kabupaten Bondowoso, dia sudah pernah berdakwah setidaknya di 20 kecamatan.

Ada beberapa hal lain yang memotivasi pria kelahiran Jember, 9 Juli 1988 itu untuk tidak bisa menolak ketika diundang dan memberikan pengajian pada masyarakat.

"Pertama, panggilan hati nurani. Kita memiliki kewajiban sesama Islam mengingatkan, fastabiqul Khoirot. Selain itu yang Kedua, kita punya peran umaro dan ulama' harus sejalan, guna memberikan pengabdian kepada masyarakat," Kata warga Perumahan Grand City, Kelurahan Nangkaan, Kecamatan/Kabupaten Bondowoso tersebut.

Selain itu, kata Mustaqim, angka kriminalitas di Bondowoso masih tinggi, utamanya kekerasan pada anak dan perempuan.

"Dalam majelis saya sering menyampaikan kepada tokoh ulama dan para asatidz untuk peduli masa depan santri, karena mereka generasi penerus kita kelak. Mereka harus kita didik, jaga guna mempersiapkan mereka pada zaman berbeda kelak dengan kita," ujarnya.

Mustaqim menyatakan, terkadang merasa sangat miris melihat Bondowoso yang disebut-sebut kota santri, karena acap kali kejahatan seksual kerap terjadi, seperti cabul, orang tua kandung setubuhi anaknya, perbuatan cabul oknum ustad pada santrinya.

Bahkan, kata Mustaqim, Pekerja Seks Komersial (PSK) juga sudah ada yang mulai masuk ke wilayah Bondowoso.

"Ada PSK yang pernah tak kembalikan ke agama semua. Sudah beragama lain. Setelah diperiksa pernah Islam. Kemudian tak islamkan lagi," ujarnya.

Dia mengajak, semua elemen sama-sama hadir, berbuat, dan bermanfaat untuk menekan angka kejahatan terhadap anak dan perempuan, demi masa depan keturunan dan menjaga generasi bangsa dari berbagai hal yang dapat merusaknya.

Tentunya keluarga, para orang tua dan anak-anak, serta perempuan yang rawan, jika sudah bisa menjaga merawat dan mengisi generasi penerus, maka akan lebih baik kedepan, yakin menuju Indonesia maju.

Katanya, semua harus ambil andil, punya kesadaran, mulai Pemerintah Daerah (Pemda) sudah menggandengkan kepolisian dengan membuat Satgas PPA.

"Bapak Bupati sebagai leading sektor dalam melalui Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) ada Kapolres, Dandim dan Kajari, ketua PN dan OPD ( Kadinsos, Kadis Pendidikan, Kemenag, PA, PN, APH lainnya, Posbakum/pengacara, serta hadirnya ulama serta umaro' disitulah peran masing sesuai bidangnya," tutupnya.***

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Bahrullah
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya