SUARA INDONESIA BONDOWOSO

Lokasi Pemikul Kayu Hilang di Jember, Jauh Dari Pemukiman Warga

Muhamad Hatta - 19 January 2023 | 22:01 - Dibaca 3.42k kali
Peristiwa Daerah Lokasi Pemikul Kayu Hilang di Jember, Jauh Dari Pemukiman Warga
Ratusan warga ikut pencarian korban nyemplung sungai di Sungai Suren, Dusun Darungan, Desa Lembengan, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur (Foto: Atta/Suaraindonesia.co.id)

JEMBER - Nasib malang dialami oleh Slamet (44) warga Dusun Kopang, Desa Slateng, Kecamatan Ledokombo, Jember, Jawa Timur.

Pria yang juga akrab disapa Pak Hendra ini, dikabarkan hilang setelah nyemplung di Sungai Suren, Dusun Darungan, Desa Lembengan, Kecamatan Ledokombo.

Slamet mengalami kecelakaan air, saat menyebrang sungai. Sambil memikul batang kayu sengon, bersama dengan temannya. Korban saat itu, sedang menyebrang dari atas jembatan sepanjang kurang lebih 15 meter.

Jembatan bambu yang merupakan hasil swadaya itu rapuh. Korban tiba-tiba jatuh terpeleset dan nyemplung ke aliran Sungai Suren.

Proses pencarian warga masih dilakujan hingga pukul 21.49 WIB, Kamis (19/1/2023) malam.

Anggota TRC BPBD Jember Rizal mengatakan, kejadian kecelakaan yang dialami korban. Terjadi sekitar pukul 4 sore tadi.

“Saat kejadian, korban dibantu temannya Pak Ahmad Junaidi. Sedang memikul batang pohon sengon. Lokasi kebun sengon jauh dari pemukiman warga, begitu juga jembatan bambu ini. Kurang lebih 200 - 300 meteran," ungkapnya.

Untuk menuju jalan besar, kata dia, korban saat itu harus menyebrangi sungai selebar kurang lebih 10 meter, dengan melintasi jembatan bambu sepanjang 15 meter itu.

“Diduga saat menyebrang terpleset, korban pun jatuh dan nyemplung ke sungai. Korban katanya saat itu berpegangan pada batang pohon bambu," ungkapnya.

"Tapi diduga rapuh atau patah, akhirnya korban jatuh. Jembatan itupun hanya bisa dilewati dengan jalan kaki, lebarnya hanya satu meter dan kalau lewat harus bergantian. Tidak bisa dilalui dua orang,” sambungnya.

Jembatan tempat korban mengalami kecelakaan air, kata Rizal, bukan jalan atau jalur utama warga.

“Itu hanya jembatan penyebrang yang dibangun swadaya oleh warga. Jika ada yang mau ke tegalan atau kebun sengon. Jembatan itu alasnya juga dari sesek (anyaman, red), dari batang bambu yang dirangkai jadi satu,” ujarnya.

Rizal berharap, warga harus ekstra berhati-hati saat melintasi jembatan.

“Karena memang kondisi jembatan bambu itu mudah goyang. Saat melintas juga harus selalu hati-hati. Tapi namanya musibah, ya tetap saat melewati jembatan apapun kondisinya. Korban pun akhirnya jatuh ke sungai,” katanya.

Terkait proses pencarian warga, lanjutnya, saat ini masih dilakukan penyisiran kering. “Tanpa harus menyisir sungai. Karena mengingat malam dan agak sulit juga berbahaya saat melakukan pencarian,” ulasnya.

Terkait proses pencarian korban, lebih jauh Rizal menyampaikan, pihaknya memberikan himbauan kepada banyak warga.

“Karena kejadian ini malah jadi tontonan warga. Ada kurang lebih 200 orang di lokasi yang juga ikut membantu proses pencarian, mulai dari relawan, TRC BPBD Jember, Basarnas Jember, warga sekitar, dan juga pihak keluarga korban,” sebutnya.

“Namun dengan banyaknya warga yang datang dan malah seakan-akan nonton konser itu. Kami tetap menghimbau warga hati-hati. Apalagi dekat dengan aliran sungai. Jadi jangan terlalu dekat ke sungai, khawatir ada kejadian lagi,” imbuhnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhamad Hatta
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya