SUARA INDONESIA BONDOWOSO

Di Tengah Pandemi, NYC Beri Bantuan dan Trauma Healing pada Korban Erupsi Gunung Semeru

Bahrullah - 13 December 2021 | 08:12 - Dibaca 269 kali
Peristiwa Daerah Di Tengah Pandemi, NYC Beri Bantuan dan Trauma Healing pada Korban Erupsi Gunung Semeru
Kegiatan Trauma Healing pada salah seorang anak korban erupsi Gunung Semeru (Foto: Babrullah/Suaraindonesia

SUARAINDONESIA - Pandemi COVID-19 yang merupakan bencana virus internasional telah banyak memakan korban jiwa akibat terinfeksi oleh virus kecil yang mematikan itu.

Data yang berhasil dihimpun oleh JHU CSSE COVID-19, dari jumal 4,26 juta kasus yang terpapar COVID-19, ada 144 ribu orang yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit yang berasal dari Wuhan China itu.

Di Indonesia pandemi belum selesai, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur diterjang oleh bencana alam Erupsi Gunung Semeru. 

Akibat kejadian itu BPBD Lumajang mengumumkan terdapat 46 orang dinyatakan meninggal dunia, 9 orang dinyatakan hilang, 18 orang korban luka-luka berat, 11 orang korban luka ringan. Sememtara, korban yang mengungsi tersapat 9.118 oran, terdiri dari 4.435 orang Laki-laki dan 4.683 orang Perempuan.

Selain itu sebanyak 2.970 rumah warga dan 13 fasilitas umum yang rusak, termasuk jembatan di dalamnya rusak dan putus akibat terdampak Erupsi Gunung Semeru.

Peristiwa erupsi gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, 4 Desember 2021 lalu itu tak hanya meninggalkan duka dan kesedihan yang mendalam, ada banyak peristiwa memilukan dialami oleh Masyarakat Lumajang yang menjadi korban.

Salah satunya Asmarani, bocah berusia 12 tahun ini membagikan cerita pilunya kepada tim Tagana Nur Yasin Center (NYC) saat berkunjung dan memberikan bantuan di desa Penanggal Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Sebelum erupsi terjadi, sekitar pukul 15.00 Asmarani sedang sekolah madrasah dengan teman-temannya yang lain di Desa Curah Koboan. 

Kemudian, saat sedang asyik belajar tiba-tiba ada suara gemuruh dan awan sudah menggumpal, suasana menjadi gelap dalam waktu yang sangat singkat.

Asmarani bercerita, waktu itu para santri berhamburan keluar untuk berlindung ke rumah ustad Imam, salah satu pengajar di madrasah tersebut.

Tiba-tiba seketika gelap seperti di dalam gua, tidak ada cahaya sama sekali, awan menghitam, dan lampu mati. Saat itu hujan deras, abu sudah bertaburan dimana-mana.

" Saya cari orang tua saya sudah tidak ada, kami sangat takut mbak," Curhat Asmarani.

" Tak ada suara atau tanda-tanda, tiba-tiba suara tetangga teriak-teriak, langsung bikin saya bingung dan takut," Timpal teman kelasnya yang saat itu juga sedang sekolah madrasah.

Asmarani dan temannya yang lain berhasil selamat setelah diamankan oleh ustad Imam. Padahal dia sempat pasrah dan khawatir tidak bisa selamat dari terjangan abu panas.

Selain Asmarani, beberapa warga lainnya juga mengaku tidak mendapat peringatan dini mengenai potensi erupsi Gunung Semeru. Sistem peringatan dini ke warga pun dipertanyakan.


Kini, Asmarani bersama teman-temannya sudah sedikit terhibur. Karena Tim dari Tagana Nur Yasin Center (NYC) melakukan upaya Trauma Healing kepada teman-teman sebayanya.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Sholeh Abdurrahim Ketua Tagana NYC pada media, Senin (13/12/2021).

NYC datang kelokasi kata Sholeh Abdurrahim, untuk mengobati trauma pada anak-anak kecil yang selamat menjadi korban erupsi Gunung Semeru. Pelaksanaanya juga tidak lupa menerapkan protokol kesehatan.

" Mereka diberikan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan beberapa logistik," ujarnya.

Selain itu, Sholeh menuturkan, mereka juga dihibur dan diberikan motivasi agar hilang tromanya saat kejadian oleh tim yang di dalamnya sudah ada ahlinya.

Dia menyampaikan, Anak-anak itu oleh tim NYC juga diajak bernyanyi, bercerita, dan melakukan bermacam-macam permainan.

" Mereka kita hibur, diberikan boneka, buku gambar dan diberikan hiburan lainya, seperti diberi boneka dan alat mainan lainnya. Semoga upaya kimi dapat bermanfaat pada para korban," ujarnya.

Sementara Abdul Latif Staf Nur Yasin, menambahkan, bahwa tagana NYC sudah tiga kali berturut-turut mengunjungi para korban yang ada di beberapa pos pengungsian.

Selain juga memberikan Trauma Healing pada anak-anak korban, NYC juga memberikan sejumlah bantuan pada korban.

" Kami lebih memilih door to door dalam memberikan bantuan, daripada di drop di posko bencana maupun dapur umum," ujarnya.

Lebih lanjut Abdul Latif menjelaskan, NYC pada para korban memberikan bantuan beras sebanyak 2 ton, bantuan pakaian dalam untuk orang dewasa dan anak-anak, bantuan fasilitas mainan anak berupa boneka, bantuan peralatan dapur untuk memasak, bantuan makanan tambahan untuk Ibu Hamil dan Balita, dan bantuan buku-buku gambar.

" Kami berharap bantuan dan Trauma Healing dapat meringankan beban dan mengobati trauma mereka yang menjadi korban erupsi Gunung Semeru," tutupnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Bahrullah
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya