SUARA INDONESIA BONDOWOSO

Persoalan Pupuk subsidi di Bondowoso Tak Hanya Soal Pencatut Nama, Petani di Tamanan juga Ngaku Pupuk Langka

Bahrullah - 06 August 2022 | 08:08 - Dibaca 199 kali
Peristiwa Daerah Persoalan Pupuk subsidi di Bondowoso Tak Hanya Soal Pencatut Nama, Petani di Tamanan juga Ngaku Pupuk Langka
Petani Tamanan panen padi (Foto Ilustrasi)

SUARA INDONESIA - Personal pupuk subsidi di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, ternyata tidak soal pencatutan nama orang lain bukan petani dilaporkan tebus pupuk di Kecamatan Pakem.

Munir petani di Kecamatan Tamanan mengaku pupuk subsidi di daerahnya juga langka, di kios yang biasa mereka menebus pupuk subsidi sering kosong.

" Di kios sering tidak ada, sering kosong pupuk subsidi. Kalau sudah tidak ada petani sering beli di luar desa," katanya pada media, Sabtu (6/8/2022).

Munir mengatakan, harga di kios pupuk subsidi jenis urea rata saat ini harganya Rp 330 ribu per kwintal, bagi petani yang nanya tidak masuk ke data RDKK harganya mahal.

Ia mengaku, jika di kios biasa tempat nebus pupuk subsidi itu tidak beli di kios lain, harganya biasanya Rp 350 ribu sampai Rp 400 ribu per kwintalnya.

" Saat menebus atau membeli pupuk subsidi petani tidak pernah mendapatkan nota, baik itu saat tebus di kios yang tercantum nama petani atau beli pada kios lain," ungkapnya.

Dia mendung penyaluran pupuk subsidi di Bondowoso penuh dengan permainan, sebab persoalan pupuk subsidi di Bondowoso menurutnya hampir terjadi setiap tahun.


Ia juga baru mengetahui jika di aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk subsidi jenis urea per kwintal Rp 2250 ribu, sementara di kios harganya Rp 330 per kwintal.

" Semoga pemerintah menyikapi dengan serius persoalan pupuk subsidi di Bondowoso ini, karena pesoal itu betul-betul terjadi di setiap tahunya," tutupnya.

Diberikan sebelumnya, persoalan pupuk subsidi seakan tidak pernah selesai, selalu terjadi berbagai macam persoalan di Bondowoso.

Persoalan pupuk subsidi seakan sudah menjadi permasalahan setiap tahunan yang tidak pernah menemukan sebuah solusi.

Sebut saja Mina, seorang wanita paruh baya (62 tahun) Warga di Kecamatan Pakem, Kabupaten Bondowoso yang namanya dicatut tebus pupuk subsidi pada tahun 2021 sebanyak 800 kg.

Padahal saat ditemui di rumahnya Mina yang kesehariannya bekerja membuat besek atau bungkus jajanan tape dari irisan bambu itu mengaku tidak punya lahan pertanian sama sekali.

Bahkan, wanita paruh baya tinggal di rumah gedek ini juga mengaku tidak pernah menebus pupuk subsidi.

"Saya tidak pernah punya lahan pertanian, seja masih ada orang tua hidup di dunia," kata Mina pada media, Rabu 27 Juli 2022.

Seorang ibu yang dikaruniai 3 anak itu mengaku, tidak pernah menurunkan warisan lahan pertanian pada anaknya, sehingga ia pastikan juga bukan anaknya yang menebus pupuk atas nama dirinya sebanyak 800 kg.

Perempuan tua kulitnya sudah terlihat keriput dan pernah menderita penyakit stroke itu juga mengaku, buat apa menebus pupuk subsidi, sebab untuk dipupuk pun memang tidak ada.

Ia merasa heran setelah tahu namanya dilaporkan dalam aplikasi t-pubers dicatut menebus pupuk sebanyak 8 kuintal oleh salah satu kios pupuk subsidi di Kecamatan Pakem, namun kenyataanya tidak pernah menebus pupuk subsidi, apa lagi sebanyak 800 kg.

"Saya tidak terima, nama saya dicatut tebus atau beli pupuk subsidi 8 kwintal, tapi sebenarnya saya tidak pernah merasa nebus pupuk itu, saya tidak tahu siapa sebenarnya yang menggunakan KTP saya," katanya.***

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Bahrullah
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya